Langsung ke konten utama

Catatan Dua Minggu Di Awal Bulan Juni

Adakah yang pernah tau perjalanan yang akan kita alami? Tentu tidak. Semoga setiap hembusan napas adalah harapan untuk menjadi lebih baik. Lantunan do'a yang selalu dipanjatkan untuk terus mengawal perjalanan. Entah dalam keadaan dan waktu yang diinginkan maupun tidak diinginkan. Aku terutama, hanya mampu berserah dalam syukur. Mengikuti perjalanan meski kadang terhias tangis karena takut menghadapi hal baru, menerima keadaaan dan lingkungan baru, merasa kehilangan lingkar yang setiap hari dilalui. 

Tahun ini, sebulan sebelum usiaku genap 30 tahun. Hari yang aku persembahkan untuk orang tuaku. Cita-cita mereka, anaknya menjadi bagian dari negara ini untuk mengabdikan diri. Tak ada yang tidak bahagia, walau kadarnya berbeda-beda. Syukur bahagiaku karena mampu memenuhi janji pada orang tuaku. Namun aku merasa biasa saja. Ku terimakan tertawa dengan sekadarnya, tersenyum dengan seperlunya. Hatiku merasa ada mengganjal untuk aku ungkapkan. 

Di ujung dentang malam, otakku menelusuri relung jiwa yang terbalut takut, resah juga khawatir yang berlebihan. Berusaha kuat untuk bisa berdikari, menghadapi hal serta lingkungan baru. Aku ingin tertawa tapi mata air di mata lebih dulu mengalir dan ini terjadi selama beberapa hari. Ingin ku ceritakan, tapi aku sendiri tak tau harus memulai dari mana.

Selama aku bekerja, tak banyak orang yang aku percaya. Beberapa orang akhirnya membuka diri untuk berkomunikasi dan akhirnya aku dapatkan satu teman kerja yang bisa membuatku nyaman, bisa berbagi cerita apapun sampai detail-detailnya. Berteman yang semacam itu butuh proses. Aku butuh menganggapnya menjadi sister dulu agar aku bisa percaya. Bisa menganggap seseorang jadi sister itu nggak mudah kan??? yang ini kita bahas lain waktu. 

Hingga akhirnya ada satu kesempatan, sambil makan malam bareng curhat ngalor ngidul. Seseorang membuatku paham bahwa itu secuil proses untuk bisa menyesuaikan diri dengan hal dan lingkungan baru. Kebetulan temanku ini seorang yang paham konseling, jadi bisa konsultasi gratiiiss... Emmb apa semua orang konseling itu supel dan gila kalau sudah beride daripada ideku untuk menggila????? hwkwkwkwkwkkk.... Eiiiittss gila itu maksudnya ide untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan mental, batin dan jiwa yaa teman-teman.

Berhari-hari aku tahan, otakku kembali bersinergi malam itu. Serasa tercerahkan lampu LED supaya lebih mandiri, berani menghadapi resiko dan tantangan esok hari di tempat baru. Batinku kembali ku tata setelah makan malam bersama. Helaan napas tergumam, aku masih bisa komunikasi, berbagi walau tak berada di satu tempat yang sama. Hatiku mulai memiliki rasa penerimaan, sedikit demi sedikit.

Perjalanan meyakinkan diri sendiri itu lebih sulit daripada meyakinkan orang lain untuk meyakini sebuah fakta dan kemungkinan yang terjadi. Sepertinya itu yang terjadi padaku. Butuh proses panjang di beberapa minggu ini. Mencari penguat mental pun aku lakukan. Setelah aku coba untuk mengikhlaskan, kembali pada tujuan awal, rasa lega itu menghangat perlahan. Walau kadang berulang rasanya dan membuatku goyah akhirnya nangis lagi. Ya aku keluarkan aja biar lega kalau kata orang psikolog. itu nggak cukup sepuluh menit tapi bisa sampe stengah jam atau satu jam. Aku turuti kemana hatiku ingin, tapi tetap sambil diajak bicara pelan-pelan. Supaya jiwa ini nggak terjebak dalam gelisah yang tak beralasan. Hwkwkwkk entah bener atau nggak, teman-teman bisa komen di bawah yaa....

Ternyata menikmati tarian dalam hidup merupakan suatu yang luar biasa. Ada rasa yang terbayarkan bila mengerti. Makna yang harus digubah dan dicermati pun dipahami dalam tiap rasa yang tersirat. Pada akhirnya dua minggu itu penuh drama di diriku sendiri. Pendirianku, percaya diri, dan mentalku kembali dengan sendirinya setelah ada penerimaan yang lapang, dukungan mental by suport system tim hore (orang tua, konselorku alias temanku hwkwkkwk), dan yang pasti adalah kerelaan serta tekad untuk mau bergelut dengan lingkungan yang baru, dengan tuntutan pekerjaan yang telah menanti. hahahahahaaa ikhlas, ikhlas dah... hwkwkwkkk 

Rasanya kaya dihipnotis aja lupa penolakan, ketidakterimaan, takut berpendapat dan sebagainya. Kalau diingat - ingat aku lagi belajar jadi anak baru pindahan sekolah yang sedih ninggalin teman dan lingkungan lamanya. hwkwkwkwkk 

Teman - teman ada yang pernah kaya aku? bisa cerita yak, biar sama-sama lega. xixixixiiiii...

Terima kasih ibu bapakku, do'a kalian menemaniku.... love you more.

Terima kasih banyak mooommm (panggilan ke teman konselorku) hahahaa miss you more.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jatirogo, 04 Mei 2024 Ketika aku merasa kehilangan aku. Merasa kehilangan rutinitas membuat jurnal harian, aku lebih sering bicara dengan keras dan kasar, jarang bisa membuat kalimat yang baik dan efektif saat berkirim pesan ataupun berbicara, kini mudah marah, nggak sabaran, kurang literasi, bicara sembarangan.  Jadi inginku sampai saat ini: mutasi ke tempat kerja yang bisa membuat aku lebih berkembang, seimbang antara jasmani dan rohani. Ada waktunya aku kerja sebagai guru, ada kalanya aku jadi teman anak -anak Kadang aku juga rindu mendengarkan musik gamelan anak - anak, tingkah anak - anak yang haus diajari untuk menjadi pemimpin yang baik, perilaku ketika menjalankan tugas ketika ada kegiatan. Tingkah manjanya tapi bertanggungjawab, kangen melihat mereka yang aktif tapi tengil, mereka yang diam tapi bertalenta, mereka yang diam - diam punya power, bahkan diskusi cerdas dengan mereka.  Aku juga rindu debat nggak jelas dengan mereka tapi nyambung. Melihat kekonyolan mereka ...

Mengembalikan Kesehatan Mental

Lagu almarhum Chrisye menemani sarapan kali ini. Bapak sih yang sengaja puter radio terus kebetulan yang lagi di play lagu syahdu lilin-lilin kecil. Lagunya sedikit menimang hawa, sampai aku menunggu tiap liriknya untuk dipindai dalam batin. hahaha dalam nggak???  Lain dengan syahdu lagu tadi, beberapa hari ini aku berusaha menata hati. Bukan karena disakiti tapi berusaha mengembalikan power dalam diriku sendiri aja. Kalau kalian yang udah kerja pasti pernah merasakan moment pengen suatu waktu istirahat tanpa kepikiran kerjaan, menikmati waktu dengan kegiatan biasa yang nggak mengikat sama sekali, dan tenang.  Tapi nggak ada orang kerja yang nggak punya beban. Mau dia pengusaha kaya sekalipun. Nggak ada lingkungan kerja yang nggak menuntut seseorang untuk sebuah target. Bahkan lingkungan kerja yang kita buat sendiri saja punya target. Apalagi kalau lingkungan kerja itu milik banyak orang, udah pasti banyak hal yang ingin dicapai dari setiap kepala.  Nah, sekarang kalau a...

Menghangatnya Aku

Penghujung Oktober, aku kira masih sama dengan kemarin. sejenak aku lupa, nyatanya kembali menganga. Rasa tak terima, kecewa, dan kadang ada hal yang tak sesuai dengan karakterku yang ingin aku tentang tapi nggak bisa. Sekejap juga melega, tapi setelah itu rasanya ingin segera. Hanya saja aku cukup tau diri untuk menyegerakan rasa ingin pindah tempat kerja.  Beberapa kegiatan membuatku tetap bergerak, menahan hati agar tak terlalu berontak. nyatanya tetap sama meski tak bisa diucapkan dengan kata. Menahan napas dan kadang dihembuskan perlahan supaya nggak sesak. Terlepas dari semua itu, Awal November sudah kali ini. Bertemu anak - anak dari tempat kerja lama membuatku serasa miinum obat. Terima kasih Tuhan, sudah membawaku ke pameran di 3 dan 4 November ini. Berbagi cerita, melucu dengan mereka sehari aku bahagia Tuhan. Semoga segera ada jalan bisa membersamai mereka lagi.  Kali ini, hari Minggu nonton pertandingan voli anak-anak tempat kerja yang lama. Jadi suporter mereka ra...