Penting Nggak Penting

Assalamu'alaikum teman-teman...

Kalian yang lagi liburan sekolah, sedang sibuk apa? Jangan seperti aku ya, yang stress mikir apa yang harus dikerjain waktu liburan. Makin jadi lagi, saat ada infomasi kalau diberlakukan WFH. Nggak bisa ngebayangin yang harusnya kerja 5 jam bisa jadi lebih dari 7 jam. Saat WFH harus pinter-pinter bagi waktu. Gimana kalau kalian? 

Tapi kalian juga harus ngerti kalau kebijakan itu diberlakukan bukan sembarangan tapi karena keadaan darurat. Sebagai warga negara yang baik, alangkah lebih baiknya kita mengikuti anjuran dari pemerintah. Walaupun disebagian besar perputaran roda ekonomi keluarga juga ikut seret. 

Jujur aku bingung, harus kerja sambilan apa? Tetangga banyak yang beralih pekerjaan dengan berjualan makanan matang sampai perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari. Mulai yang di pasar sampai online ada semuanya. Di daftar status whatsapp tinggal pilih menu makan pagi sampai malam. Belum lagi produk kecantikan, peralatan dapur. Gambarnya yang dipotsing pun sama dengan penjual yang berbeda. Sebagai orang biasa yang nggak ngerti-ngerti amat tentang dunia marketing, menurutku si supplier sukses promosi. eitss Jangan bilang nggak ada yang tanya opiniku. hwkwk

hmmmmb
Buat kalian yang bisa bertahan, berkuat dengan kegiatan yang produktif dan menghasilkan di masa-masa seperti ini harus disyukuri. Karena masih banyak orang di luar sana yang nggak tau harus ngapain dan kurang kreatif seperti aku. hahahaha 
Sampai aku nulis di sini, nggak tahu deh...ke depannya gimana. Nulis aja, yang penting stress-nya hilang dan hati senang. 

Kalian juga sama, kalau nggak tau harus ngapain, aku ingat kalimat dari seorang seniman Ngawi, yang intinya "coba cari apa yang hidup di diri kalian, lalu hidupkan!" dalam hal positif tentunya teman-teman. Penting nggak penting tulisan ini. Yang penting kalimatku nggak mambek diotak. Kepalaku nggak pusing sampai harus jadi botak. hahaha 

Apa yang harus dipersiapkan saat WFH?

Pengalaman setahun yang lalu, walaupun WFH harus tetap jaga imun dan iman supaya aman. Mematuhi protokol kesehatan. Terus berusaha kreatif untuk tetap bisa menopang kehidupan sehari-hari. Aku jadi banyak merenung akhir-akhir ini. Pandemi setahun lalu ada yang tertolong, teruji, terobati, terbantu dan ter-, ter- lainnya sesuai dengan yang kalian alami. 

Tertolong karena beberapa cicilan memberikan keringanan. hahaha salah satunya ya... 
Teruji karena makan harus disesuaikan dengan hasil kerja yang berkurang, harus sabar nggak bisa bertemu keluarga, bahkan kehilangan keluarga juga. Terobati, ada yang sakit bisa sembuh karena istirahat total di rumah. Terbantu, yang tadinya kesulitan makan karena harus kehilangan pekerjaan, bisa mendapat bantuan dari orang-orang yang punya rejeki lebih.

Kalau kita kembalikan ke masa kebiasaan di masa lampau, aku ingat kebiasaan harus ada bak air atau ember atau sejenisnya diluar rumah seseorang yang punya bayi. Untuk apa? Ketika ada tamu yang hendak menengok si bayi, si tamu harus cuci tangan dulu. Setidaknya agar debu yang menempel di tangan yang akan digunakan pegang atau gendong si bayi sudah bersih. 

Layak nggak sih yang seperti itu dilestarikan? Kayaknya banyak ditinggalkan kebisaan itu sekarang. Gimana kalau di desa kalian? Ayolah semoga ini segera berakhir dan kembali normal seperti sediakala. No stress, no bingung, no panik.  

Komentar